Sabtu, 22 Januari 2005 | By: Eka

[Review] Lima Sekawan : Rahasia Logam Ajaib

#8
Judul Asli                : Five Get Into A Fix
Judul Indonesia       : Lima Sekawan - Rahasia Logam Ajaib
Penulis                    : Enid Blyton
Penerjemah             : Agus Setiadi
Penerbit                  : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit            : 2004 (Cetakan ke-9)
ISBN                      : 979-605-712-3
Tebal                       : 192 hlm
Dimensi                   : 18 x 11 x 0,8 cm
Cover                      : Softcover

Buku seri Lima Sekawan yang ke-17 ini menceritakan kisah petualangan Julian, Dick, Anne, George, dan juga Timmy di Pegunungan Woles ketika liburan Natal.

Cerita diawali dengan sebuah kekecewaan pada liburan Natal karena George dan ketiga sepupunya terserang batuk dan pilek di saat liburan. Namun, atas saran dokter bahwa udara di daerah pegunungan akan membuat mereka cepat pulih, membuat mereka bersemangat karena pada akhirnya mereka bisa menghabiskan liburan dengan menyenangkan di Pegunungan Woles. Di Pegunungan Woles ini ternyata terdapat sebuah menara tua yang cukup aneh. Menara ini terletak di lereng bukit, gelap gulita dan terdapat tulisan "dilarang masuk" di daun pintu gerbangnya. Berbagai kejadian aneh pun mereka alami. Mobil yang sulit bergerak ketika berada di sekitar menara serta desas-desus bahwa di sekitar menara bajak tidak dapat digunakan untuk membajak dan cangkul tidak dapat digunakan untuk mencangkul. Tanah yang selalu bergetar dan cahaya berpendar di sekitar menara yang selalu mereka rasakan dan saksikan setiap malam membuat mereka semakin penasaran terhadap keberadaan menara tua di lereng bukit. Namun, rasa keingintahuan mereka justru membawa mereka ke dalam bahaya yang nyaris membuat mereka celaka.

Seperti halnya seri Lima Sekawan yang lain, seri Lima Sekawan ke-17 ini pun mampu membuat pembaca penasaran untuk segera menyelesaikan hingga akhir cerita. Kelihaian Enid Blyton dalam mendeskripsikan setiap adegan mampu membuat pembaca seolah-olah sedang melihat secara langsung adegan yang terjadi dan merasakan ketegangan yang terjadi.
"Karena Anne belum bisa tidur, dialah yang pertama-tama mendengar bunyi itu. Mula-mula dikiranya ia cuma salah dengar. Tapi kemudian ia sadar, ia keliru!" (hlm 88)
Selain itu, teknik Enid Blyton yang memunculkan konflik mulai dari awal cerita tetapi menampilkan tokoh antagonis di bagian akhir cerita membuat akhir cerita sulit untuk ditebak oleh pembaca. Namun sayangnya, judul yang digunakan dalam terjemahan Bahasa Indonesia kurang menggambarkan isi cerita secara keseluruhan, karena ternyata kata "Logam Ajaib" yang digunakan dalam judul merujuk pada logam magnetis yang berada di bawah menara tua. Sementara isi cerita bukan petualangan menggungkapkan rahasia logam magnetis tersebut, tetapi lebih condong pada petualangan mengungkapkan rahasia menara tua. Oleh karena itu, judul dalam terjemahan Bahasa Indonesia terkesan tidak sesuai dengan isi cerita secara keseluruhan.

Bandung, Januari 2005

0 komentar:

Posting Komentar