Minggu, 08 Desember 2013 | By: Eka

[Review] The Client - John Grisham

#32
Judul                    : The Client
Judul Terjemahan : Klien
Penulis                 : John Grisham
Penerjemah         : Hidayat Saleh
Penerbit              : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit                  : Agustus 1994 (Cetakan ke-7, Mei 2011)
ISBN                  : 978 - 979 - 22 - 6194 - 3
Dimensi               : 11 x 18
Tebal                   : 744 hlm
Cover                  : Softcover

The Client merupakan salah satu novel best-seller karya John Grisham. Buku ini menjadi best-seller dalam waktu hanya dua tahun. Dan buku ini merupakan buku kedua John Grisham yang saya baca, setelah beberapa tahun yang lalu saya membaca bukunya yang berjudul Skipping Christmas. Berbeda dari buku pertama yang say abaca (Skipping Christmas) yang bergenre comedy, novel ini bergenre thriller seperti hampir sebagian besar novel karya John Grisham.

Novel berjudul The Client ini bertemakan pembunuhan. Pembunuhan seorang senator AS oleh anggota mafia dengan latar tempat di Memphis dan New Orleans. Mengingat latar belakang novel ini di berupa tindakan pelanggaran hukum dan kriminal di Amerika Serikat, tentu novel ini sangat kental dengan karakter kepolisian AS dan FBI.

Mark Sway, seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun, menyaksikan tindakan bunuh diri seorang pengacara New Orleans bernama Jerome Clifford. Sebelum meninggal, Jerome Clifford yang memperkenalkan diri kepada Mark dengan nama Romey, menceritakan peristiwa pembunuhan seorang senator AS, Boyd Boyette, yang dilakukan oleh kliennya, anggota mafia, Barry Muldanno. Barry Muldanno membunuh Boyd Boyette dan memyembunyikan mayatnya. Lokasi mayat itu hanya diketahui oleh Muldanno dan Romey, hingga Romey menceritakannya kepada Mark.

Mark yang merasa begitu ketakutan berbohong kepada polisi bahwa ia hanya menemukan mayat Jerome Clifford dan tidak menyaksikan peristiwa bunuh diri itu. Sementara Ricky, adik Mark, yang bersama Mark dan ikut menyaksikan peristiwa bunuh diri Romey mengalami shock dan tidak dapat dimintai keterangan. Namun, polisi mencium kebohongan Mark.

Mark mendadak menjadi terkenal. Ia selalu menjadi headline news di surat kabar. Berbagai spekulasi bahwa Mark mengetahui sesuatu tentang pembunuhan senator AS pun bermunculan. Polisi, FBI, dan Jaksa Penuntut Umum Federal pun yakin bahwa Clifford menceritakan kepada Mark mengenai lokasi keberadaan mayat Boyd Boyette. Berbagai cara mereka lakukan untuk membuat Mark berbicara. Untuk mewakilinya Mark menyewa seorang pengacara bernama Reggie Love dengan bayaran satu dolar. Sementara Barry Muldanno dan anak buahnya menganggap Mark tahu informasi terlalu banyak sehingga mereka mengancam dan meneror Mark dan ibunya bahkan pengacaranya. Kondisi ini membuat mark begitu tertekan dan ketakutan, sehingga ia tetap menutup mulut. Hingga akhirnya mark mengusulkan rencana gila dan berbahaya kepada Reggie. Satu-satunya rencana yang mungkin dapat membuat Mark bebas.

Tegang dan seru itulah kesan yang akan diperoleh ketika membaca buku ini. Cerita demi cerita dirangkai dengan apik, meskipun penyebutan nama tokoh yang berganti-ganti, kadang menggunakan nama depan dan kadang menggunakan nama belakang, sedikit membingungkan. Namun begitu, saya tetap menyukai novel ini dan tidak bosan membacanya. :D

Yogyakarta, 8 Desember 2013

0 komentar:

Posting Komentar