Minggu, 17 November 2013 | By: Eka

(Review) Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak Kakinya

#30
Judul : Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak Kakinya
Penulis : Triani Retno A.
Penerbit : DIVA Press
Terbit : Oktober 2012 (Cetakan ke-2, Maret 2013)
ISBN : 978 - 602 - 7663 - 48 - 0
Ukuran : 13,8 x 20 cm
Tebal : 334 hlm
Cover : Softcover

Jika selama ini kita sering mendengar kisah ataupun cerita mengenai anak durhaka, seperti Malin Kundang. Novel ini justru menyuguhkan cerita dari sisi lain. Sisi lain sebuah kehidupan yang jarang mendapat sorotan. Ibu durhaka.

Merinding. Penuh rasa tidak percaya sekaligus geram. Itulah yang akan mewarnai pikiran dan perasaan kita ketika membaca buku ini. Novel ini menyajikan kisah getir seorang anak yang tidak diperlakukan dengan baik oleh ibunya. Seorang ibu yang sewajarnya memberikan kasih sayang kepada anaknya tanpa berharap akan imbalan. Dalam novel ini, justru sebaliknya. Seorang ibu yang menanggungkan hutang kepada anaknya atas semua biaya yang ia keluarkan untuk merawat, membesarkan dan menyekolahkan anaknya.
Kalau aku memang anak kandung, mengapa aku selalu diperlakukan sebagai binatang? Mengapa aku hanya dianggap sebagai mesin uang? - hal. 320
Amelia. Seorang gadis cantik yang tinggal di daerah urban, pemukiman padat di Jakarta. Setelah lulus SMA ia dipaksa oleh ibunya untuk bekerja. Sementara Sang Ibu berhenti bekerja dan selalu meminta uang bulanan kepada Amelia. Bila jumlah uang yang diberikan Amelia tidak sebanyak yang ibunya minta, caci maki dan sumpah serapah mengalir deras dari mulut ibunya. Sejak kecil Amel sudah terbiasa dengan cacian dan sumpah serapah yang dilontarkan ibunya, bahkan pukulan, siraman air panas dan minyak panas, lemparan ulekan sambel sering mendarat di tubuh mungil Amel kecil.

Membaca buku ini, mengingatkan saya akan kisah David dalam buku A Child Called "It". Kisah nyata perjuangan seorang anak untuk bertahan hidup dari siksaan ibu kandungya. Kisah yang dialami Amelia dalam buku ini mirip dengan kisah David. Hanya saja kisah Amelia hanyalah sebuah kisah fiksi, hasil imajinasi penulis.

Penggambaran yang begitu detail dan penggunaan bahasa yang sederhana membuat kita dengan mudah membayangkan cerita dalam novel ini sehingga cerita dalam novel ini tampak begitu nyata. Namun sayangnya, kualitas cetakan buku ini kurang begitu bagus pada beberapa bagian.

Novel karya Triani Retno A. ini, secara keseluruhan, dapat memberikan kita cara pandang baru bahwa tidak selalu anak yang berada pada posisi yang salah, melainkan orang tua pun dapat saja salah.

Yogyakarta, 17 November 2013

1 komentar:

Triani Retno A mengatakan...

Salam kenal, Eka. Terima kasih sudah membaca dan meresensi novel ini, yaaa.
Oya, resensi ini saya kopas ke blog saya, ya. Saya kasih hyperlink buat ke blog ini :)
http://www.takhanyanovel.blogspot.com/2014/04/buku-saya-diresensi-ibuku-tak-menyimpan_1195.html

Posting Komentar