Sabtu, 07 Juli 2012 | By: Eka

(Review) Ibuk

#19
Judul              : Ibuk
Penulis           : Iwan Setyawan
Penerbit         : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit   : Juni, 2012
ISBN             : 978-979-22-8568-0
Dimensi          : 13,5 x 20 x 1,7 cm
Tebal              : 293 hlm
Cover             : Softcover
Harga             : - (lupa :D )

Ketika melihat buku ini di toko buku, awalnya saya agak ragu untuk membelinya, bahkan sempat meletakkannya kembali. Namun, selesai membaca buku ini saya sama sekali tidak menyesal bahkan bersyukur telah membeli buku ini. Karena buku ini layak untuk melengkapi koleksi buku saya.

Novel berjudul "Ibuk" ini merupakan novel kedua karya Iwan Setyawan. Namun, novel ini justru saya baca sebelum saya membaca novel pertamanya yang berjudul "9Summers 10 Autumns, Dari Kota Apel ke The Big Apple". Bahkan justru dari novel keduanya inilah saya baru mengetahui jika Iwan Setyawan pernah menuliskan kisah hidupnya sebagai anak sopir angkot yang berhasil menaklukkan New York City, yang ternyata juga menjadi National Best-Seller. Selain itu, saya juga baru mengetahui jika kisah hidup Iwan Setyawan pernah diangkat dalam acara talkshow "KickAndy" setelah membaca buku ini. (Jadi berasa ketinggalan berita :D). Namun sisi positifnya, dengan membaca novel ini saya jadi ingin membeli dan membaca novel pertama Iwan Setyawan yang begitu menginspirasi banyak orang tersebut.

Jika dalam novel pertamanya, Iwan Setyawan menceritakan kisah perjalanannya kehidupannya, dalam novel keduanya ini, sesuai dengan judulnya, Iwan Setyawan mengangkat kisah perjuangan "Ibuk" dalam membesarkan Iwan Setyawan beserta keempat saudara perempuannya.
Cintanya, terbisikkan lewat nasi goreng terasi. Lewat tatapan mata yang syahdu. Lewat daster batik usangnya. Ah, begitu perkasa. Lima buah hati di tangan satu perempuan yang penuh cinta dan ketulusan. - hlm 42
Membaca lembar demi lembar novel ini membuat kita benar-benar dapat ikut merasakan kehidupan yang dijalani oleh Tinah, tokoh "Ibuk" dalam novel ini, dan keluarganya. Selain itu, kita juga dapat ikut terhanyut dalam kesedihan mereka hingga tanpa sadar meneteskan air mata.
Ah, semuanya. Semuanya. Hidup penuh keprihatinan. Tidak mudah dimengerti oleh anak-anak tapi Ibuk ingin menyelamatkan mereka. Hidup dengan kesederhanaan untuk masa depan keluarga. - hlm 102
Kisah dalam novel ini mampu membuat kita tertegun dan membayangkan betapa keras dan sulitnya kehidupan serta perjuangan Tinah dalam menyekolahkan kelima anaknya supaya mereka tidak bernasib sama dengan dirinya yang hanya tamatan SD. Berbagai pelajaran penting tentang kehidupan dapat kita peroleh dari novel ini. Bagaimana kerja keras, tekad, dan ketekunan mampu mengatasi setiap kesulitan dan mengubah kisah hidup sebuah kelurga.
Ibuk melalui hidup sebagai perjuangan. Tidak melihatnya sebagai penderitaan. - hlm 240
Yogyakarta, Juni 2012



Update 24 September 2013
Ga nyangka resensi ini terpilih jadi resensi pilihan Gramedia Pustaka Utama. :D
http://gramedia.tumblr.com/post/62137786945/resensi-pilihan-ibuk-iwan-setyawan
Dan dapet hadiah buku gratis berjudul "Karnoe, Sejarah Tak tertulis di Balik Nama Besar".

0 komentar:

Posting Komentar