Minggu, 28 Juli 2013 | By: Eka

[Review] 12 Menit

#26
Judul                    : 12 Menit
Penulis                 : Oka Aurora
Penerbit               : Noura Books
Tahun Terbit         : 2013 (cetakan I)
ISBN                   : 978-602-7816-33-6
Tebal                    : 348 halaman
Dimensi                : 14 x 21 x 1,8 cm
Cover                   : Softcover
Harga                   : Rp 54.000,-

Setiap orang berhak untuk bermimpi dan meraih mimpinya itu darimanapun ia berasal. Dan dalam meraih mimpi itu ada proses, kerja keras dan perjuangan yang harus dilalui. Seperti mendorong sebuah mobil di sebuah tanjakan, kita harus terus mendorong hingga melewati tanjakan, jika tidak mobil itu akan meluncur kembali ke bawah. Demikianlah perjuangan meraih mimpi, harus terus didorong dan didoakan hingga mimpi itu tercapai. Pesan moral itulah sepertinya yang ingin diangkat dalam novel pertama karya Oka Aurora ini.

Novel yang dipersembahkan untuk Marching Band Bontang Pupuk Kaltim ini terdiri dari 50 bab dan secara keseluruhan menceritakan perjuangan tim marching band Bontang Pupuk Kaltim selama ratusan jam, siang dan malam, demi 12 menit penentuan di Istora. 12 menit yang akan mereka kenang seumur hidup mereka. "VINCERO!!" Kata-kata penyemangat yang akan banyak kita temui di dalam novel ini. Kata-kata penyemangat untuk setiap anggota tim marching band Bontang Pupuk Kaltim.

Tara, seorang gadis remaja yang kehilangan delapan puluh persen pendengarannya akibat sebuah kecelakaan yang dialaminya memiliki kemampuan teknik bermain snare drum yang luar biasa. Lahang, anak laki-laki Dayak yang memiliki kemampuan menari yang hebat dan bermimpi ingin melihat Monas. Baginya, Monas adalah lambang perubahan hidup. Jika dia berhasil mencapai monas, dia percaya bahwa dia punya kemungkinan lebih besar untuk mencapai tugu-tugu di kota bahkan negara lain. Elaine, gadis remaja yang mencintai musik namun ditentang oleh ayahnya, yang lebih senang jika Elaine menjadi ilmuwan. Sementara Rene, seorang lulusan Music Education and Human Learning di Amerika yang bermimpi membawa tim marching band yang dilatihnya menjadi juara. Bersama-sama mereka tergabung dalam Tim Marching Band Bontang Pupuk Kaltim, berjuang meraih setiap mimpi mereka, meskipun tantangan berat menghadang setiap langkah mereka.

Meskipun akhir cerita novel ini dapat dengan mudah ditebak, novel yang diadaptasi dari skenario film Oka yang keempat ini tetap menarik untuk dibaca. Keberadaan konflik yang beragam, yang muncul dari awal hingga akhir cerita mampu membangkitkan emosi pembaca dan membuat pembaca penasaran akan kelanjutan kisah di setiap babnya.

Keberadaan glosarium pada bagian akhir novel ini juga memberikan nilai lebih untuk novel ini. Glosarium tersebut cukup membantu pembaca yang masih awam dengan istilah di dunia marching band. Namun sayangnya, ketika istilah tersebut muncul dalam cerita, istilah itu tidak diberi tanda yang menyatakan bahwa penjelasan istilah tersebut ada di glosarium. Hal ini sedikit menyulitkan pembaca dalam memastikan apakah istilah tersebut ada di glosarium atau tidak, karena pembaca harus membolak-balik buku ini dari depan ke belakang berulang kali.

Secara keseluruhan, novel ini cukup inspiratif, kaya akan pesan moral dan mampu menyajikan pola dan pandangan hidup dari berbagai sudut pandang dan kalangan yang berbeda.

Yogyakarta, 28 Juli 2013

0 komentar:

Posting Komentar